BATERAIKU - Sentra Aki Mobil dan Motor

Email: [email protected]

Fitur ADAS Diamond Sense (Advanced Driver Assistance System) adalah inovasi keselamatan dari Mitsubishi Motors yang dirancang untuk menghadirkan rasa nyaman sekaligus perlindungan ekstra selama berkendara. Berbekal sensor modern yang peka terhadap kondisi di sekitar kendaraan, teknologi ini membantu memberikan pengalaman berkendara yang lebih aman dan menumbuhkan rasa percaya diri di setiap perjalanan.

Fitur ADAS Diamond Sense meliputi ;

Cruise Control dengan fitur advanced meliputi Adaptive with Low-Speed Follow yang mampu bergerak dalam kondisi Stop and Go dengan sangat mulus. Selain itu memiliki fitur Curve Deceleration yaitu mampu mengurangi kecepatan pada kondisi jalan berbelok.

Fitur Forward Collision Mitigation (FCM) secara otomatis menghidupkan rem ketika mendeteksi potensi tubrukan sehingga mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan pengendara serta pejalan kaki.

Fitur Rear-Cross Traffic Alert, fitur ini akan otomatis menyala jika ada kendaraan yang mendekat dari kedua sisi belakang. Sehingga, beresiko kecil terjadi tubrukan saat keluar parkir.

Fitur pada bumper pengendara yang mendeteksi kendaraan di titik buta Anda. Jika ada kendaraan di dekatnya, icon peringatan akan berkedip di kaca spion pintu.

Sistem akan menghidupkan suara serta memunculkan peringatan saat sensor depan atau belakang. Mendeteksi objek yang mennutupi jalur saat parkir dan mengontrol daya mesin untuk mencegah mobil melaju mendadak tanpa disengaja.

Kamera yang dipasang pada berbagai sisi untuk melihat tampilan blind spot yang membantu Anda parkir dengan lebih aman. Sensor ultrasonik juga memberi peringatan berupa warna berkedip saat terlalu dekat dengan objek lain.

Fitur Lane Change Assist memberikan rasa aman saat Anda berganti lajur. Ketika sistem mendeteksi risiko tinggi terjadinya benturan dengan kendaraan yang mendekat dari arah belakang. Lane Change Assist akan mengaktifkan alarm suara dan menampilkan indikator berkedip pada kaca spion samping sebagai peringatan.

Auto High Beam secara otomatis mengubah penggunaan lampu jauh dan lampu dekat jika terdeteksi sorot lampu kendaraan dari arah berlawanan serta lampu belakang kendaraan di depan.

Ketika saat perjalanan sekitar gelap, seperti pada malam hari atau saat melewati terowongan, lampu depan otomatis menyala demi keamanan dan kenyamanan Anda.

Fitur ini memberikan peringatan kepada pengemudi melalui tampilan di dashboard jika tekanan ban turun di bawah level yang aman, membantu mencegah kerusakan ban dan meningkatkan efisiensi bahan bakar serta keselamatan berkendara.

 

 

Dilansir dari detikoto , Mitsubishi Thailand meluncurkan Xpander dan Xpander Cross terbaru yang dilengkapi dengan fitur ADAS Diamond Sense. Tetapi hanya ada di negara Thailand bukan Indonesia. 

 

Lalu apa pengaruhnya terhadap kelistrikan terutama aki?

Dengan banyaknya fitur yang ada pada diamond sense, aki yang dibawakan oleh Mitsubishi Xpander memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan versi sebelumnya. Baik dari segi ampere maupun CCA lebih unggul dengan seri sebelumnya.

Source: mitsubishimotors

Maraknya Mobil Listrik, Apakah Kendaraan Konvensional Tetap Bisa Bertahan?

Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik semakin banyak terlihat di jalan. Mulai dari kota besar hingga ke daerah, kendaraan tanpa suara dan tanpa asap ini mulai menjadi pilihan masyarakat. Namun, dengan semakin populernya mobil listrik, banyak orang bertanya-tanya: apakah mobil konvensional (bermesin bensin atau diesel) masih bisa bertahan?

Kenapa Mobil Listrik Semakin Populer?

Beberapa alasan mengapa mobil listrik makin diminati antara lain:

  1. Lebih Ramah Lingkungan
    Mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang, sehingga tidak mencemari udara seperti mobil berbahan bakar fosil.
  2. Biaya Operasional Lebih Murah
    Biaya listrik untuk mengisi daya mobil biasanya lebih murah dibandingkan membeli bensin atau solar. Selain itu, perawatan mobil listrik juga lebih sederhana.
  3. Dukungan Pemerintah
    Banyak negara, termasuk Indonesia, mulai memberikan insentif seperti potongan pajak atau subsidi untuk pembelian mobil listrik.
  4. Teknologi Semakin Canggih
    Daya jelajah mobil listrik kini makin jauh, dan waktu pengisian baterai makin cepat, membuatnya semakin praktis digunakan sehari-hari.

Lalu, Bagaimana Nasib Mobil Konvensional?

Meski mobil listrik terus berkembang, bukan berarti mobil konvensional akan hilang dalam waktu dekat. Berikut beberapa alasannya:

  1. Infrastruktur Pengisian Daya Belum Merata
    Di banyak daerah, stasiun pengisian baterai (charging station) masih terbatas. Ini membuat mobil bensin masih lebih praktis, terutama untuk perjalanan jauh atau ke wilayah terpencil.
  2. Harga Mobil Listrik Masih Cukup Mahal
    Meski biaya operasionalnya murah, harga beli mobil listrik masih lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional. Ini membuat banyak orang tetap memilih mobil bensin karena lebih terjangkau.
  3. Kebiasaan dan Kepercayaan Masyarakat
    Banyak orang sudah terbiasa dengan mobil bermesin bensin, termasuk dalam hal perawatan dan ketersediaan bengkel. Perubahan ke mobil listrik masih butuh waktu dan edukasi.
  4. Kendaraan Niaga dan Khusus
    Banyak kendaraan operasional, seperti truk besar atau kendaraan di pedesaan, masih mengandalkan mesin diesel karena kekuatan dan daya tahan yang dibutuhkan.

Apa yang Akan Terjadi di Masa Depan?

Kita mungkin akan melihat peralihan bertahap dari mobil konvensional ke mobil listrik, bukan perubahan yang langsung terjadi dalam semalam. Mobil bensin dan diesel kemungkinan besar masih akan digunakan dalam 10–20 tahun ke depan, terutama di negara berkembang. Namun, tren global memang mengarah ke energi yang lebih bersih.

Beberapa produsen mobil besar bahkan sudah menyatakan akan menghentikan produksi mobil berbahan bakar fosil dalam beberapa dekade ke depan. Artinya, masa depan memang akan lebih dominan oleh mobil listrik, tetapi mobil konvensional masih akan bertahan selama masa transisi ini.


Kesimpulan: Bukan Akhir, Tapi Awal dari Perubahan

Maraknya mobil listrik adalah bagian dari upaya dunia untuk menjaga lingkungan dan mengurangi polusi. Namun, kendaraan konvensional belum sepenuhnya tergantikan. Keduanya masih akan hidup berdampingan selama beberapa waktu ke depan, sambil kita semua beradaptasi dengan teknologi baru yang lebih bersih dan efisien.

Mitos atau Fakta: Mobil Listrik Sangat Boros Terhadap Kelistrikan?

Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik semakin populer di Indonesia dan dunia. Banyak orang mulai beralih dari mobil bensin ke mobil listrik karena dianggap lebih ramah lingkungan. Tapi, ada juga anggapan yang menyebar di masyarakat bahwa mobil listrik justru sangat boros terhadap kelistrikan. Lalu, apakah itu mitos atau fakta?

Mari kita bahas secara sederhana dan jernih.


🔌 Apa Itu Mobil Listrik?

Mobil listrik adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor listrik, bukan mesin bensin. Motor ini mendapatkan daya dari baterai yang harus diisi ulang dengan listrik. Sama seperti kamu mengisi daya HP, mobil listrik pun harus "di-charge".


Mitos: Mobil Listrik Boros Listrik

Banyak orang berpikir bahwa mobil listrik akan menyedot listrik rumah dalam jumlah besar, bahkan bisa bikin tagihan listrik "meledak". Tapi, apakah benar seperti itu?


Fakta: Mobil Listrik Justru Lebih Efisien

Jika dibandingkan dengan mobil bensin, mobil listrik jauh lebih efisien dalam menggunakan energi. Berikut penjelasan mudahnya:

Artinya, mobil listrik menggunakan energi dengan lebih hemat dan efektif.


🔍 Berapa Banyak Listrik yang Digunakan?

Untuk jarak sekitar 100 km, mobil listrik biasanya membutuhkan:

Sebagai perbandingan:

Jika kamu mengisi daya di malam hari saat tarif listrik lebih murah, biayanya bisa jauh lebih hemat dibandingkan mengisi bensin.


🌱 Dampak terhadap Lingkungan

Mobil listrik:


💡 Kesimpulan: Mitos!

Anggapan bahwa mobil listrik sangat boros listrik adalah MITOS. Justru mobil listrik:

Namun, memang benar bahwa kita perlu menyiapkan sistem kelistrikan yang lebih baik, seperti stasiun pengisian daya (charging station) yang lebih merata dan penggunaan energi terbarukan.


🤝 Mari Bersama Membangun Masa Depan Bersih

Pindah ke mobil listrik bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal masa depan bersama. Dengan informasi yang benar dan sikap terbuka, kita bisa membuat pilihan yang lebih baik untuk bumi dan generasi mendatang.

Bahaya, Isi Ulang Aki Pakai Campuran Bodrex Berakibat Fatal – Jangan Coba-Coba!

Pernah dengar soal orang yang mengisi ulang aki motor atau mobil dengan campuran air dan Bodrex? Mungkin terdengar aneh, tapi kenyataannya hal ini cukup sering terjadi di masyarakat karena anggapan bisa bikin aki lebih tahan lama atau lebih cepat nyala. Sayangnya, cara ini bukan hanya salah kaprah, tapi juga berbahaya dan bisa berakibat fatal – baik untuk kendaraan maupun keselamatan diri sendiri.


🔋 Apa Itu Aki dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Aki (accu atau baterai) adalah komponen penting pada kendaraan bermotor. Ia menyimpan energi listrik untuk menghidupkan mesin, menyalakan lampu, klakson, dan perangkat elektronik lainnya. Di dalam aki, terdapat cairan elektrolit (campuran air suling dan asam sulfat) yang membantu proses kimia menghasilkan arus listrik.


⚠️ Kenapa Orang Mencoba Pakai Campuran Bodrex?

Beberapa orang percaya bahwa mencampurkan tablet Bodrex (obat sakit kepala) ke dalam air aki bisa membuat aki lebih kuat atau menyelesaikan masalah aki yang cepat tekor. Padahal ini adalah mitos yang beredar tanpa dasar ilmiah.

Fakta penting: Bodrex adalah obat yang mengandung parasetamol, kafein, dan bahan lain yang sama sekali tidak dirancang untuk digunakan dalam sistem kelistrikan atau kimia aki.


💥 Apa Bahayanya Menggunakan Campuran Bodrex dalam Aki?

  1. Reaksi Kimia Berbahaya
    • Campuran bahan dalam Bodrex dapat bereaksi dengan asam dalam aki dan menghasilkan gas beracun atau bahkan ledakan. Ini sangat berbahaya, apalagi jika kendaraan digunakan dalam kondisi panas.
  2. Merusak Komponen Aki
    • Zat dalam Bodrex bisa menyumbat atau merusak plat di dalam aki. Hasilnya, aki malah lebih cepat rusak dan tidak bisa diperbaiki.
  3. Kendaraan Bisa Mati Mendadak
    • Karena arus listrik jadi tidak stabil, kendaraan bisa tiba-tiba mati saat digunakan, dan ini bisa mengancam keselamatan di jalan.
  4. Menghilangkan Garansi
    • Jika kendaraan masih bergaransi, menggunakan campuran aneh seperti Bodrex bisa membuat garansi hangus, karena dianggap kesalahan pengguna.

💡 Solusi Aman: Gunakan Air Aki yang Sesuai

Jika aki mulai lemah atau kurang daya, jangan coba-coba eksperimen. Lakukan langkah-langkah berikut:

  1. Periksa level cairan aki, tambahkan air aki murni (air suling) jika kurang.
  2. Jika aki basah sudah terlalu tua atau rusak, gantilah dengan aki baru.
  3. Bawa ke bengkel resmi atau terpercaya untuk dicek kondisi kelistrikan kendaraan secara menyeluruh.

🛑 Kesimpulan: Jangan Korbankan Keselamatan!

Mengisi aki dengan campuran Bodrex adalah tindakan yang tidak aman, tidak efektif, dan bisa berakibat fatal. Aki bukan tempat eksperimen bahan kimia. Lebih baik mengeluarkan sedikit biaya untuk perawatan yang tepat, daripada menyesal karena kendaraan rusak atau bahkan terjadi kecelakaan.

Mari sebarkan informasi ini kepada keluarga dan teman, agar tidak ada lagi yang tertipu mitos berbahaya seperti ini. Keselamatan dan kesehatan jauh lebih penting dari coba-coba yang tak berdasar.

 

Pernah nggak sih kamu bingung saat mau ganti aki motor, terus ditawari dua pilihan: aki seharga 100 ribu dan satu lagi 300 ribu? Keduanya terlihat mirip, sama-sama muat di motor kamu, dan katanya bisa nyalain motor dengan lancar. Tapi kok harganya beda jauh, ya?

Nah, ini pertanyaan yang sering muncul: apakah ini cuma trik marketing, atau memang kualitasnya benar-benar beda? Yuk kita bahas bareng-bareng dengan bahasa yang gampang dipahami.


🔋 Apa Itu Aki dan Kenapa Penting?

Aki motor adalah sumber listrik utama untuk menyalakan motor kamu, terutama kalau kamu pakai starter elektrik. Selain itu, aki juga bantu sistem lampu, klakson, dan komponen kelistrikan lainnya. Kalau aki lemah atau rusak, motor jadi susah nyala, apalagi di pagi hari.

Jadi, penting banget buat pilih aki yang tahan lama dan sesuai kebutuhan motor kamu.


💰 Aki 100 Ribu: Murah, Tapi Apa Aman?

Aki dengan harga 100 ribuan biasanya adalah:

Memang, harganya sangat terjangkau dan bisa jadi solusi kalau kamu sedang hemat. Tapi kamu perlu waspada, karena beberapa aki murah:

Kalau kamu sering pakai motor jarak jauh, atau motor kamu banyak fitur elektronik (seperti alarm, USB charger, dll), aki seperti ini bisa cepat lemah.


💵 Aki 300 Ribu: Mahal Karena Kualitas atau Cuma Gaya Marketing?

Aki dengan harga 300 ribu ke atas biasanya:

Harga yang lebih tinggi ini bukan cuma soal merek, tapi juga soal investasi jangka panjang. Daripada ganti aki murah tiap 6 bulan, lebih hemat beli aki bagus yang tahan 2 tahun.

Tapi hati-hati juga, ya. Kadang ada penjual yang "mengemas" produk biasa dengan embel-embel "teknologi terbaru" atau "super tahan lama" padahal belum tentu terbukti. Ini bagian dari strategi marketing yang sering digunakan untuk menaikkan harga.


🧠 Jadi, Pilih yang Mana?

Kembali lagi ke kebutuhan kamu. Kalau kamu:

...aki 100 ribu bisa jadi pilihan cepat. Tapi kalau kamu ingin:

...aki 300 ribu bisa jauh lebih worth it.

Yang penting, jangan cuma lihat harga. Lihat juga spesifikasi, garansi, review pengguna lain, dan reputasi mereknya. Jangan sampai kamu tertipu trik marketing yang cuma manis di kata-kata, tapi nggak tahan lama di jalanan.


🔧 Kesimpulan

Aki motor murah dan mahal memang beda. Bukan sekadar soal harga, tapi juga soal daya tahan, layanan, dan kualitas. Marketing memang punya peran besar dalam membuat produk terlihat lebih menarik, tapi sebagai pembeli cerdas, kita perlu lihat bukti nyata dan pengalaman nyata.

Pilih yang sesuai kebutuhanmu, bukan hanya yang kelihatan murah atau mahal.

Pernah nggak kamu mengalami mobil tiba-tiba susah dinyalakan di pagi hari? Atau saat buru-buru, starter malah cuma bunyi “klek-klek” tanpa mesin menyala? Bisa jadi itu tanda aki mobil kamu mulai lemah atau bahkan hampir “KO” alias habis masa pakainya.

Aki adalah salah satu komponen vital dalam kendaraan. Tanpa aki yang prima, mobil kamu bisa mogok sewaktu-waktu. Supaya nggak sampai kejadian yang bikin panik, yuk kenali 5 ciri aki mobil yang hampir soak berikut ini!


1. Mesin Susah Dinyalakan

Ciri paling umum adalah saat kamu memutar kunci kontak atau tekan tombol start, mesin terasa berat untuk menyala. Kadang harus dicoba beberapa kali baru hidup, atau malah nggak nyala sama sekali. Ini biasanya karena daya listrik dari aki sudah melemah, sehingga tidak cukup kuat untuk memutar starter mesin.


2. Lampu Redup dan Tidak Stabil

Kalau kamu perhatikan lampu depan mobil jadi lebih redup dari biasanya, apalagi saat malam hari, itu juga bisa jadi sinyal aki bermasalah. Begitu juga dengan lampu indikator di dashboard yang kadang mati-nyala atau kurang terang. Aki yang lemah tidak mampu menyuplai arus listrik yang stabil ke seluruh sistem mobil.


3. Suara Klakson Mengecil

Klakson yang biasanya nyaring tiba-tiba jadi cempreng atau bahkan serak, bisa disebabkan oleh aki yang hampir habis tenaganya. Cobalah bunyikan klakson—jika suaranya melemah, itu bisa jadi alarm awal bahwa aki kamu perlu dicek.


4. Indikator Aki Menyala di Dashboard

Mobil-mobil modern biasanya punya indikator aki di panel dashboard. Kalau lampu indikator aki menyala terus atau muncul sesekali, itu tandanya ada masalah di sistem pengisian daya atau aki itu sendiri. Segera cek ke bengkel sebelum makin parah.


5. Bau Asam dari Ruang Mesin

Aki yang sudah aus atau rusak kadang mengeluarkan bau menyengat seperti bau asam atau bau telur busuk dari kap mesin. Ini bisa terjadi karena kebocoran atau reaksi kimia dalam aki. Jika kamu mencium bau aneh seperti ini, sebaiknya langsung periksa kondisi aki secara fisik.


Tips Tambahan


Kesimpulan

Mencegah lebih baik daripada mogok di tengah jalan. Kenali ciri-ciri aki lemah sejak awal agar kamu bisa segera mengambil tindakan—entah isi ulang (jika aki basah), atau ganti baru (jika aki kering). Jangan tunggu sampai mobil mogok di tempat yang merepotkan!

Dengan merawat aki secara rutin, kamu bisa berkendara lebih tenang dan aman.

Apakah Benar Aki Mobil Bawaan Lebih Tahan Lama Dibandingkan Aki Pengganti?

Bagi banyak pemilik mobil, salah satu pertanyaan umum yang sering muncul adalah: "Kenapa aki mobil bawaan (standar pabrik) bisa lebih awet dibandingkan aki pengganti yang dibeli di toko?" Apakah ini hanya kebetulan, atau memang ada alasannya?

Mari kita kupas dengan bahasa sederhana.


Apa Itu Aki Mobil?

Aki mobil adalah sumber tenaga listrik utama yang digunakan untuk menyalakan mesin (melalui starter), menyalakan lampu, AC, audio, dan sistem kelistrikan lainnya. Tanpa aki yang sehat, mobil sulit dihidupkan dan bisa mogok kapan saja.


Mengapa Aki Bawaan Mobil Terasa Lebih Tahan Lama?

Banyak pengguna mobil yang merasakan bahwa aki bawaan pabrik bisa bertahan 3 hingga 5 tahun, sementara aki pengganti kadang hanya bertahan 1–2 tahun. Apa sebabnya?

Berikut beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebabnya:


1. Aki Bawaan Sudah Didesain Sesuai Spesifikasi Mobil

Aki yang dipasang dari pabrik biasanya sudah disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan listrik mobil tersebut. Artinya, aki tersebut benar-benar cocok dengan sistem kelistrikan mobil.

2. Proses Perakitan dan Penyimpanan Lebih Terjaga

Aki bawaan biasanya langsung dipasang saat mobil dirakit di pabrik. Artinya, aki tersebut tidak terlalu lama disimpan di toko atau gudang, jadi kondisinya masih segar saat dipasang.

3. Pemakaian Awal Masih Ideal

Saat mobil baru digunakan, biasanya perawatan masih sangat baik. Mesin masih optimal, sistem pengisian (alternator) masih prima, dan belum banyak modifikasi kelistrikan. Ini membantu aki bekerja dengan ringan dan awet.


Lalu, Kenapa Aki Pengganti Bisa Cepat Rusak?

Setelah baterai bawaan habis masa pakainya, pemilik mobil membeli aki baru. Tapi kadang aki pengganti justru lebih cepat soak (rusak). Beberapa kemungkinan penyebabnya:


Jadi, Apakah Aki Bawaan Selalu Lebih Baik?

Belum tentu. Aki bawaan bisa terasa lebih awet karena kombinasi dari kualitas, kondisi kendaraan yang masih baru, dan penggunaan yang masih ideal. Tapi bukan berarti aki pengganti pasti jelek.

Yang paling penting adalah:

✅ Pilih aki yang sesuai spesifikasi mobil
✅ Pastikan membeli dari toko terpercaya
✅ Lakukan perawatan berkala, seperti mengecek air aki (jika tipe basah), membersihkan terminal aki, dan memeriksa sistem pengisian daya

Baca Juga : Bahaya! Bongkar Sel Aki Memicu Perdebatan Pada Publik


Kesimpulan

Baterai bawaan mobil memang sering terasa lebih tahan lama, tapi itu bukan semata karena kualitasnya saja. Banyak faktor lain yang berpengaruh, mulai dari kondisi mobil, cara pemakaian, hingga pemilihan aki pengganti.

Jika kita cermat dalam memilih dan merawat aki, aki pengganti pun bisa awet seperti aki bawaan.

Bahaya! Bongkar Sel Aki Memicu Perdebatan Pada Publik

Baru-baru ini, masyarakat ramai memperbincangkan fenomena bongkar sel aki (accumulator atau battery cell) yang dilakukan oleh sebagian orang, baik untuk kepentingan eksperimen maupun alasan ekonomi. Praktik ini memicu perdebatan luas karena dianggap berisiko tinggi dan dapat menimbulkan bahaya serius, baik bagi pelaku maupun lingkungan sekitar. Artikel ini akan mengupas secara sederhana mengenai apa itu sel aki, mengapa membongkarnya berbahaya, dan mengapa isu ini menjadi kontroversial di masyarakat.

Apa Itu Sel Aki?

Aki adalah sumber listrik yang banyak digunakan di kendaraan seperti mobil dan motor. Di dalamnya terdapat cairan kimia berbahaya seperti asam sulfat serta logam berat seperti timbal. Sel aki sendiri merupakan bagian dalam aki yang menyimpan energi listrik melalui proses kimia. Setiap aki biasanya terdiri dari beberapa sel yang bekerja bersama untuk menghasilkan arus listrik.

Bahaya Membongkar Sel Aki

Banyak orang awam tidak menyadari bahwa membongkar sel aki secara sembarangan bisa sangat berbahaya. Berikut beberapa risiko utamanya:

  1. Paparan Zat Kimia Beracun
    Cairan di dalam aki, terutama asam sulfat, sangat korosif dan bisa menyebabkan luka bakar parah jika terkena kulit. Jika terhirup, uapnya juga bisa merusak saluran pernapasan.

  2. Ledakan
    Aki bisa meledak jika dibuka secara tidak tepat. Gas hidrogen yang dihasilkan selama proses kimia dalam aki sangat mudah meledak jika terkena percikan api atau percikan logam.

  3. Kerusakan Lingkungan
    Cairan dan logam berat dari aki yang dibuang sembarangan dapat mencemari tanah dan air, membahayakan ekosistem dan kesehatan manusia dalam jangka panjang.

  4. Risiko Kebakaran
    Jika bagian-bagian dari aki bersentuhan dengan logam lain atau terkena panas, bisa menyebabkan korsleting atau percikan api.

Mengapa Praktik Ini Marak?

Di era media sosial, banyak orang mencoba eksperimen sendiri, baik karena rasa ingin tahu, ingin hemat, atau sekadar mengikuti tren. Beberapa video menunjukkan cara membuka aki untuk mengambil logam di dalamnya atau “menghidupkan” aki bekas agar bisa dipakai lagi. Padahal, tanpa pengetahuan dan alat pelindung yang memadai, tindakan ini sangat berbahaya.

Perdebatan di Masyarakat

Sebagian orang menganggap membongkar sel aki sebagai bentuk kreativitas atau upaya mandiri untuk menghemat biaya. Namun banyak ahli dan pihak berwenang mengingatkan bahwa keselamatan harus diutamakan. Mereka menekankan bahwa aki bekas sebaiknya dikembalikan ke tempat daur ulang resmi agar bisa ditangani secara aman.

Baca Juga: Satu Tips Rahasia Supaya Aki Tahan Lama

Di sisi lain, perdebatan ini membuka mata masyarakat tentang pentingnya edukasi teknis dan keselamatan. Pemerintah dan komunitas diharapkan lebih aktif mengedukasi masyarakat tentang risiko membongkar perangkat elektronik atau kimiawi tanpa pengetahuan yang cukup.

Penutup

Membongkar sel aki bukanlah hal sepele. Meski terlihat sederhana di video, risikonya sangat besar. Kesadaran akan bahaya ini penting agar tidak ada lagi korban luka atau kerusakan lingkungan akibat tindakan yang tampak “iseng” namun berpotensi fatal. Mari kita lebih bijak dan utamakan keselamatan dalam bertindak.

Trik Simpan Aki Motor Biar Gak Soak Berbulan-Bulan!

Aki adalah jantung kelistrikan motor. Tanpa aki yang sehat, motor tidak bisa distarter, lampu tidak menyala terang, dan sistem elektronik lainnya pun bisa bermasalah. Sayangnya, banyak orang yang menyimpan motornya dalam waktu lama—entah karena ditinggal mudik, tugas luar kota, atau memang jarang dipakai—tanpa tahu cara merawat aki agar tidak cepat soak. Padahal, aki yang dibiarkan begitu saja bisa rusak meskipun motor tidak dipakai sama sekali.

Berikut ini beberapa trik mudah dan efektif untuk menyimpan aki motor agar tetap awet meskipun motor tidak digunakan selama berbulan-bulan.


1. Lepas Kabel Aki

Langkah pertama yang paling penting adalah melepaskan kabel aki, terutama kabel negatif (-). Ini mencegah arus listrik mengalir ke sistem motor yang tetap "makan" daya meski motor mati, seperti alarm atau jam digital. Dengan melepaskan kabel aki, kamu bisa menghindari kebocoran arus listrik yang bisa bikin aki soak secara perlahan.


2. Isi Ulang Aki Sebelum Disimpan

Sebelum motor disimpan lama, pastikan aki dalam kondisi terisi penuh. Aki yang kosong atau lemah saat disimpan akan lebih cepat rusak karena proses sulfatasi—yaitu menumpuknya kristal pada pelat aki yang bisa mengganggu kinerjanya.

Kamu bisa mengecek tegangan aki dengan voltmeter. Untuk aki motor 12 volt, pastikan tegangannya di kisaran 12,6V atau lebih. Kalau di bawah itu, sebaiknya dicas dulu dengan charger aki.


3. Cas Aki Secara Berkala

Kalau kamu berencana menyimpan motor lebih dari 1 bulan, isi ulang aki setiap 2–3 minggu sekali. Ini penting, terutama untuk aki basah, karena jenis ini lebih cepat kehilangan daya. Gunakan charger aki otomatis (trickle charger) yang bisa menjaga voltase tanpa overcharge.


4. Simpan di Tempat Sejuk dan Kering

Suhu ruangan juga berpengaruh besar terhadap daya tahan aki. Hindari menyimpan motor di tempat panas atau lembap, karena bisa mempercepat penguapan cairan aki dan merusak komponennya. Sebaiknya simpan di garasi yang teduh dan berventilasi baik.


5. Cek Ketinggian Air Aki (Untuk Aki Basah)

Buat kamu yang masih pakai aki basah, jangan lupa cek ketinggian air aki sebelum menyimpan motor. Pastikan air aki berada di antara batas MIN dan MAX. Kalau kurang, tambahkan air aki murni (bukan air aki zuur). Ini membantu menjaga keseimbangan kimiawi di dalam aki.


6. Gunakan Kick Starter Sesekali

Jika motormu masih memiliki kick starter, coba engkol motor setiap 1–2 minggu sekali. Ini membantu menggerakkan komponen mesin dan sedikit "menghidupkan" sistem aki, walaupun motor tidak benar-benar dihidupkan.


Kesimpulan

Merawat aki saat motor tidak digunakan itu penting untuk menghindari kerusakan dan pemborosan. Dengan melepas kabel aki, menjaga voltase, menyimpan di tempat yang tepat, dan melakukan pengecekan berkala, aki motor kamu bisa tetap prima meskipun ditinggal berbulan-bulan. Trik-trik ini tidak butuh alat khusus, cukup dengan kesadaran dan kebiasaan baik.

Ayo, rawat motormu dengan bijak—karena sedikit perhatian hari ini bisa menghindarkan kamu dari masalah besar besok!

Bateraiku.com © 2021. All Rights Reserved.
crossmenu